Taput (Neracanews) – Hingga saat ini ratusan hektar sawah milik warga di Kecamatan Pahae Jae rusak total pasca banjir bandang dan belum ada upaya penanganan serius dari Pemkab Taput.
Bupati Taput saat ini sudah semestinya lebih mengutamakan keselamatan dan keberlangsungan hidup masyarakat yang semakin terhimpit secara ekonomi pasca banjir bandang. Dan bukan malah menggelontorkan dana APBD untuk merenovasi rumah dinas.
Bahwa masyarakat korban banjir bandang, selain lahan pertanian yang telah rusak, rumah yang tidak lagi layak huni, mengakibatkan timbulnya kelompok masyarakat miskin karena kehilangan mata pencaharian.
Sarwoedi Gultom, salah seorang pemerhati kebijakan yang juga masyarakat Pahae, sekaligus korban banjir bandang Pahae Jae dalam keterangan tertulis kepada media.
“Lahan persawahan yg rusak dampak banjir bandang Pahae, sampai saat ini belum tersentuh dana APBD. Percaya tidak percaya, bahwa masyarakat korban banjir bandang Pahae telah menimbulkan adanya masyarakat miskin baru karena hilangnya mata pencaharian. Pak Bupati yang terhormat, tolong perhatikan nasib kami korban banjir bandang Pahae Jae,” harapnya. Jumat (26/09/2025) siang.
Seperti diketahui, ratusan hektar lahan pertanian sawah milik warga di Kecamatan Pahae Jae, Kabupaten Tapanuli Utara rusak pasca bencana banjir bandang pada Minggu 29 Desember 2025.
Wilayah Sarulla di Kecamatan Pahae Jae mengalami dampak terparah berupa kerusakan sarana dan prasarana umum termasuk rusaknya ratusan hektar lahan pertanian sawah tertutup lumpur pasca meluapnya sungai Sarulla yang melintasi wilayah Pahae.
Sesuai data diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Taput ketika itu, ratusan hektar sawah tertutup lumpur, puluhan rumah warga rusak dan 2 jembatan putus total dan hingga kini belum tertangani, khususnya lahan pertanian sawah yang mengalami kerusakan dan tidak lagi produktif.
Data terkini diperoleh melalui Dinas Pertanian Taput Jumat (26/09/2025), total seluas 119 hektar lahan persawahan rusak dan tidak lagi berproduksi di Kecamatan Pahae Jae pasca banjir bandang pada akhir tahun 2024.
Luasan sawah rusak tersebar meliputi.
1.Desa Setia 7 ha
2.DesaTordoloknauli 2 ha
3 Kelurahan Pasar Sarulla 35 ha
4.Desa Parsaoran Nainggolan 35 ha
5.Desa Parsaoran Samosir 40 ha
Sedang renovasi rumah dinas Bupati dan Wakil Bupati Tapanuli Utara (Taput) yang menelan dana APBD tahun anggaran 2025 sebesar Rp 2, 4 miliar mendapat kritikan warga dari berbagai kalangan.
Kebijakan Pemkab Taput yang menggelontorkan dana APBD cukup besar untuk merenovasi rumah dinas Bupati dan Wakil Bupati yang masih layak pakai, mendapatkan kritikan tajam dari warga terdampak bencana banjir bandang yang menerjang wilayah Kecamatan Pahae Jae pada akhir tahun 2024.
“Terkait renovasi Rumah Dinas Bupati dan Wakil Bupati Taput, termasuk renovasi ruangan kerja Bupati dan belanja mobil dinas yang menelan dana APBD sangat besar, sangat melukai perasaan dan rasa keadilan masyarakat, khususnya kami korban banjir bandang di Pahae,” ungkap Sarwoedi Gultom.
Terpisah, praktisi hukum Sultan Sihombing mengatakan bahwa mengingat bencana alam adalah bencana kemanusiaan yang sudah selayaknya menjadi perhatian serius pemerintah Tapanuli Utara, namun melihat fenomena ini justru menjadi sebuah pertanyaan besar apakah memang benar Pemerintah kabupaten Tapanuli Utara serius ingin membangun Kabupaten Tapanuli Utara mengingat pertanian merupakan salah satu leading sektor bagi PAD Kabupaten Tapanuli Utara
Renovasi rumah dinas Bupati dan Wakil Bupati didanai APBD, sambungnya, sangat tidak memiliki rasa keadilan dan kemanusiaan dan hanya memprioritaskan kepentingan pribadi Bupati. (Henry)