Neracanews | Medan – Alumni Golkar Institute Sumatera Utara (Sumut) angkatan I menandatangani Memorendum of Understanding (MoU) dengan Yayasan Cahaya Peduli Semesta Indonesia (CPSI) di Kantor DPD I Partai Golkar Sumut, Jalan Jenderal Sudirman, Medan, Rabu (8/6/2022).
Penandatanganan MoU yang dilakukan oleh Sekretaris Alumni Golkar Institute Sumut angkatan I, Hj Sri Silvisa Novita Shah dan Ketua Yayasan CPSI Sumut, M Indrawanhadiguna yang disaksikan oleh Sekretaris DPD I Partai Golkar Sukut, Datok Ilhamsyah dan Ketua Umum Yayasan CPSI, Dr dr Cashtri Meher MKes Mked(DV) SpDV itu digelar dalam rangka kepedulian Partai Golkar Sumut melalui Alumni Golkar Institute Sumut angkatan I dalam rangka prevalensi stunting di Sumut.
Sekretaris Golkar Sumut, Datok Ilhamsyah mewakili Ketua DPD I Partai Golkar Sumut, H Musa Rajekshah mengapresiasi Yayasan CPSI yang telah memilih Partai Golkar Sumut untuk mencegah stunting di Sumut.
“Padahal, masih banyak partai lain tapi Yayasan Cahaya Peduli Semesta Indonesia memilih Partai Golkar untuk bekerjasama. Kami sangat mengapresiasinya,” papar Datok Ilhamsyah.
Datok Ilhamsyah pun mengharapkan kerjasama tersebut dapat memutus nata rantai stunting dan kerjasama tersebut diharapkan dapat berlanjut ke program lain.
“Tanpa ada orang- orang yang mempunyai inovasi seperti ini, saya rasa, pemerintah belum mampu menanganinya, karena butuh biaya besar. Dengan adanya MoU ini, in sya Allah stunting dapat diatasi di Sumut,” pungkasnya.
Sementara itu, Hj Sri Silvisa Novita Shah menjelaskan melalui kerjasama itu, alumni angkatan I Golkar Institute Sumut dan Yayasan CPSI akan mensosialisasikan penyuluhan terkait stunting serta menciptakan alat peraga. Fokus utama mereka adalah ibu- ibu hamil dalam rangka pencegahan dan pemutusan mata rantai stunting di Sumut.
“Mengutip data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional menyebutkan, 13 dari 33 kabupaten kota di Sumut berstatus merah atau memiliki prevalensi stunting di atas angka 30 persen,” jelasnya.
Sebagai langkah awal, alumni angkatan I Golkar Institute Sumut dan Yayasan CPSI akan bergerak ke Kabupaten Langkat dan Tanjungbalai. Setelah itu, barulah akan menyeser ke kabupaten kota lain di Sumut yang memiliki prevalensi stunting di atas 30 dan 20 persen alias berstatus merah dan kuning.
Sementara itu, Ketua Umum Yayasan CPSI, Dr dr Cashtri Meher MKes Mked(DV) SpDV menjelaskan, MoU tersebut dilaksanakan untuk mengidentifikasi kasus stunting secara ilmiah dan non ilmiah. Landasannya melakukan penelitian yang dilakukan badan kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO).
Kehadiran Yayasan CPSI membantu untuk mensosialisasikan, mengedukasi dan interpensi memberikan bantuan dalam bentuk makanan.
“Kita akan mengimplementasikan Prilaku Hidup Bersih Sehat atau PHBS dalam pengetahuan sikap berprilaku sehat. Kita komit dengan motto Bersatu atau Bersama Tuntaskan Stunting) yakni bersama dalam penurunan stunting Indonesia sehat dan hebat,” jelas Dr Cashtri Meher.
Dr Cashtri menambahkan angka prevalensi perlu diturunkan karena dampaknya sangat jelas. Selain menurunkan imunitas tubuh juga akan berpengaruh terhadap kurang optimumnya perkembangan Balita, baik fisik, mental maupun kemampuan otak. Gabungan dari masalah itu, jelas akan menurunkan kapasitas sumber daya manusia. (021)