Taput (Neracanews) – Acara Pameran ‘SERUNAI’ Semarak Rupiah Hari Natal, yang diselenggarakan Bank Indonesi (BI) bersama Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara (Pemkab Taput), mengakibatkan protes warga setelah menutup jalan protokol Sisingamangaraja Tarutung – tepat di depan kantor DPRD dan Gedung Kesenian Sopo Partungkoan – pada Jumat (12/12/2025).
Protes paling mencolok datang dari mantan Anggota DPRD Taput Ombun Simanjuntak, yang juga pemilik usaha tekstil. Dia melakukan aksi membakar ban di pintu masuk lokasi stand pameran karena merasa penutupan jalan utama ini tidak mempertimbangkan dampak kepada warga yang mencari nafkah.
“Penyelenggara tidak memikirkan dampaknya – kegiatan ini sangat mengganggu usaha dan perekonomian. Kami pengusaha kecil mengalami dampak langsung, dan yang paling mengecewakan, kami tidak mendapat pemberitahuan sama sekali sebelumnya,” ujar Ombun kepada wartawan.
Bulan Desember seharusnya menjadi momen rezeki bagi usahanya, karena permintaan benang dan kain meningkat untuk kebutuhan Natal dan Tahun Baru. Namun, akibat penutupan jalan, penghasilannya merosot tajam. “Penghasilan saya turun hingga 80%. Pemerintah harus lebih memikirkan rakyat kecil, apalagi di masa sulit seperti sekarang,” tambahnya dengan nada kecewa.
Ombun juga menyoroti situasi daerah yang baru saja diterpa bencana banjir dan longsor. “Kita masih berduka – banyak saudara kehilangan rumah, keluarga, dan harta. Harusnya acara seperti ini ditunda dulu. Pemerintah seharusnya berempati,” katanya.
Bukan hanya Ombun, Fridolin Maruli Tobing (pemilik kelontong) dan R. Hutagalung (pemilik fotokopi) yang berusaha di sekitar lokasi juga mengkritik Pemkab. “Kami hidup dari usaha ini. Dalam setahun, jalan ini sudah beberapa kali ditutup untuk acara Pemkab, membuat pendapatan turun drastis. Ada banyak tempat yang lebih layak, seperti area Sopo Partungkoan, gedung serbaguna, atau stadion mini Tarutung,” ujar Fridolin.
Menanggapi protes, Kabag Kesra Pemkab Taput Estomihi Sihombing menyampaikan permohonan maaf. “Kami minta maaf atas penutupan jalan dan kurangnya pemberitahuan. Hal ini akan kami sampaikan ke pimpinan, dan ke depan kegiatan seperti ini tidak akan lagi dilaksanakan di jalan tersebut,” katanya.
Sementara itu, Event Organizer Toba Systema melalui Rasyid Siregar menjelaskan bahwa pihaknya hanya bertindak sebagai pelaksana teknis. “Konsep acara berasal dari Pemkab dan BI. Kami hanya mitra pelaksana – acara berlangsung 10-14 Desember 2025 dengan bazar 20 UMKM makanan dan minuman,” terangnya.
Meskipun bertujuan mendukung UMKM, pelaksanaan SERUNAI tahun ini justru menimbulkan polemik karena dirasa mengganggu aktivitas warga dan menurunkan omzet usaha sekitar. Warga berharap Pemkab Taput lebih bijak dalam menentukan lokasi acara publik agar tidak menimbulkan dampak negatif. (Henry)




