Walau hidup di bawah bayang-bayang ancaman penggusuran dari Dinas Tata Ruang Kota Bekasi, warga RT 05 RW 01 Kelurahan Marga Jaya, Pangkalan Bambu, tetap menunjukkan semangat luar biasa dalam memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80.
Dengan penuh sukacita, mereka menggelar berbagai perlombaan tradisional seperti panjat pinang, tarik tambang, lomba makan kerupuk, hingga hiburan sederhana yang sarat makna. Di tengah keterbatasan dan rasa cemas yang menyelimuti, tawa anak-anak dan semangat gotong royong warga menjadi simbol bahwa jiwa merdeka tak pernah bisa dipadamkan.
“Delapan puluh tahun bangsa ini bebas dari penjajahan asing. Namun, ironisnya, kami masih merasa belum merdeka dari kebijakan pemerintah sendiri,” ucap Bachtiar Eryanto, salah satu warga Pangkalan Bambu, dengan suara bergetar dan mata yang berkaca-kaca. “Kami tidak meminta istana megah, kami hanya ingin tetap tinggal di tanah yang sudah kami huni bertahun-tahun. Jangan jadikan kemerdekaan ini hanya slogan di atas kertas.”
Harapan itu sederhana, namun begitu dalam: agar momentum HUT Kemerdekaan Republik Indonesia menjadi hadiah terindah dari Pemerintah Kota Bekasi. Bukan dengan upacara atau seremoni semata, melainkan dengan memberikan kesempatan kepada warga Pangkalan Bambu untuk merasakan arti kemerdekaan sejati—hidup aman, tanpa ancaman penggusuran.
Karena kemerdekaan sejati bukan hanya terbebas dari penjajahan asing, tetapi juga bebas dari rasa takut diusir dari tanah kelahiran sendiri. (Her)