Taput – Aksi pasang spanduk yang berisikan penolakan kebijakan Pemerintah Tapanuli Utara (Pemkab) yang dilakukan sejumlah warga korban banjir bandang Pahae Jae viral di media sosial. Terpantau oleh media ini di laman grup Facebook aksi pasang spanduk di lokasi bekas banjir, pemukiman dan persawahan yang rusak akibat banjir bandang yang menimpah sejumlah titik di Pahae Jae pada akhir Desember 2024 kemarin.
Terlihat dibeberapa laman Facebook ramai oleh aksi yang berisikan penolakan oleh warga, seperti laman FB milik Sarwoedi Gultom, salah satu yang terdampak banjir bandang Pahae, terlihat dalam postingannya foto warga yang melakukan aksi pasang spanduk yang bertuliskan, ‘Kami masyarakat korban banjir bandang Pahae menolak keras rencana rehab rumdis Bupati/wakil Bupati alihkan untuk perbaikan lahan persawahan’, dan di foto kedua bertuliskan ‘Hampir satu tahun kami menderita karena bapak Bupati tidak peduli, bukan uang bapak yang kami minta tapi uang kami yang ada pada bapak’ yang di tuliskan diatas spanduk yang dipajang beberapa warga.
Menurut Sarwoedi Gultom, warga yang terdampak banjir Pahae mengatakan pada media ini, aksi itu dilakukan sebagai bentuk protes keras atas rencana Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara untuk merenovasi rumah dinas bupati/wakil bupati sebesar Rp 2,4 miliar lebih dibiayai APBD tahun anggaran 2025.
“Warga meminta agar renovasi rumdis bupati/Wabup dibatalkan, dan dananya dialihkan untuk memperbaiki area persawahan yang rusak. Masyarakat korban banjir bandang Pahae menolak keras rencana rehab rumdis Bupati/Wakil Bupati, alihkan untuk perbaikan lahan persawahan” ucap Sarwoedi melalui pesan WhatsApp miliknya. Kamis (9/10/2025).
“Semoga Pak Bupati mendengarkan jeritan dan tangisan kami ini, batalkan renovasi rumah dinas bapak, perbaiki kehidupan warga yang terdampak, dan untuk anggota DPRD Taput Dapil V mana hati nurani mu tolong dengarkan jeritan kami korban banjir bandang Pahae,” tambah Sarwoedi.
Sarwoeddi Gultom juga menjelaskan aksi pasang spanduk yang dilakukan warga, adanya rencana Bupati Taput akan datang mengunjungi langsung para korban banjir bandang untuk berdialog, akan tetapi kehadirannya ternyata batal.
” Warga kecewa, sehingga warga menyampaikan aspirasi melalui aksi pasang spanduk. Permohonan kami cuma sederhana dan itu masuk akal. Setahu kami rumah dinas masih layak pakai. Kami hanya memohon dana sebesar itu agar dialihkan untuk memperbaiki persawahan kami yang telah rusak akibat banjir bandang tahun lalu,” jelasnya.
Sebelumnya, diketahui melalui beberapa pemberitaan terkait rumah dinas Bupati dan Wakil Bupati Taput akan direnovasi dengan anggaran sebesar Rp 2,4 Miliar yang di tampung APBD Taput tahun anggaran 2025. Yang telah ditetapkan dan diumumkannya pemenang tender oleh Pokja pada Bagian Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) Setdakab Taput. Yang menuai kritikan tajam dari berbagai warga. (Henry).