Kamis, September 18, 2025
spot_img

Gendang Guro-Guro Aron di Tigalingga, Bupati Eddy Berutu: Bentuk Tanggungjawab Pemuda Lestarikan Budaya

DAIRI– Bupati Dairi Dr. Eddy Keleng Ate Berutu menghadiri acara Gendang Guro-Guro Aron Muda-Mudi Tigalingga Mburo Ate Tedeh di Kecamatan Tigalingga, Jumat (17/11/2023) malam.

Bupati Dairi Eddy Berutu dalam sambutannya menyampaikan, bentuk kreasi gendang guro-guro adalah bentuk dan perwujudan muda-mudi untuk melestarikan budaya dan adat Karo.

Gendang Guro-Guro Aron, lanjut Eddy Berutu, merupakan pesta hiburan yang mengandung banyak makna, khususnya dalam mempererat silaturahmi antar masyarakat.

“Saya bangga dengan kegiatan ini. Tentu memang keharusan kita menjaga dan melestarikan budaya ini. Budaya jadi ciri dan identitas kita di tengah perkembangan zaman. Dengan demikian budaya jadi pemersatu kita, menumbuhkan martabat kita di mata bangsa-bangsa,” katanya mengawali.

Dalam pesta muda-mudi yang juga dihadiri Anggota DPRD Dairi Jembal Ginting, Camat Tigalingga Saut Sinaga, Camat Tanah Pinem Jonathan Ginting, dan unsur Forkopimca dan tokoh-tokoh masyarakat ini, Bupati menyampaikan rasa bangga pada pemuda Tigalingga yang menggelar acara ini.

Dijelaskannya, membuat acara seperti ini jadi bentuk latihan untuk lebih bertanggung jawab mengelola even.

“Selain bentuk penghargaan akan budaya sebagai kearifan lokal, pesta gendang guro-guro juga bentuk latihan bagi anak muda untuk lebih bertanggung jawab, secara khusus dalam mengelola even. Saya gembira semua terlaksana rapi. Dipupuklah terus. Ini kesempatan bagi pemuda untuk berlatih diri mengelola segala sesuatunya dan bertanggungjawab di dalamnya. Kita ingin jadi bangsa besar, semua dimulai dari hal yang kecil. Pesta muda mudi ini adalah proses belajar agar muda-mudi lebih bertanggung jawab,” katanya mengakhiri.

Dilansir dari laman Kemendikbud, Guro-guro Aron berasal dari dua kata, yaitu “Guro-guro” dan “Aron”. Guro-guro bermakna senda gurau atau bermain, sedangkan Aron berarti muda-mudi (tidak terbatas usianya) dalam satu kelompok kerja untuk mengerjakan ladang. Jika digabungkan, maka Guro-Guro Aron berarti pertunjukan seni budaya Karo yang dilakukan oleh para muda-mudi suku Karo yang berada di dalam kelompok kerja yang mengerjakan ladang dengan menampilkan gendang Karo dan perkolong-kolong (penyanyi) diiringi tarian para muda-mudi. (As)

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Berita Untuk Anda

Terpopuler

BERITA TERKAIT

BERITA LAINNYA

Gubernur Bobby Nasution Tekankan OPD di Jajarannya Rutin Sampaikan Program ke Publik

MEDAN - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution menekankan pada organisasi perangkat daerah (OPD) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut, untuk rutin menyampaikan program-programnya kepada publik,...

Pemprov Sumut Mulai Jalankan Program Sekolah Gratis Tahun 2026

MEDAN - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) akan mulai Program Sekolah Gratis pada tahun 2026. Program ini akan dilakukan secara bertahap dan dimulai...

UHC Sumut Capai 98,6%, Pemprov Komitmen Jamin Layanan Kesehatan Optimal Bagi Warganya

MEDAN – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) menegaskan bahwa program Universal Health Coverage (UHC) bukanlah program "ecek-ecek" dan berkomitmen penuh untuk menjamin layanan...

Bupati Asahan Tegaskan Pembangunan Jalan Jadi Prioritas

Kisaran – Bupati Asahan, Taufik Zainal Abidin, S.Sos., M.Si., menegaskan pembangunan jalan menjadi prioritas utama pemerintah daerah sesuai RPJMD 2025–2030. Meski begitu, sektor kesehatan,...

Pemkab Asahan Terima Hibah Situs Bersejarah MTQ Pertama di Indonesia

Kisaran – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H di Kabupaten Asahan berlangsung penuh kekhidmatan sekaligus melahirkan momen bersejarah. Pada acara yang dipusatkan di...