Keterangan Wakil Bupati Mandailing Natal (Madina) Atika Azmi Utammi Nasution menyikapi berbagai pertanyaan terkait surat balasan PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) yang viral beberapa hari ini, Presiden Ikatan Pemuda Mandailing (IPM) Tan Gozali Nasution meminta agar Atika tidak mengaburkan makna investigasi.
“Wakil Bupati jangan mengaburkan makna investigasi dengan mengedepankan rekomendasi, tim investigasi itu tugasnya mencari data dan fakta kebenaran dari satu kejadian,” katanya kepada Wartawan di Panyabungan, Senin (12/9/2022).
Tan Gozali melihat keterangan wakil bupati yang dimuat di beberapa media terkesan hanya cari muka dan tidak menjawab substansi pertanyaan masyarakat.
“Bu Wakil harus jeli melihat persoalan yang timbul. Rekomendasi itu sudah kita tahu, tapi, kan, surat balasan PT SMGP itu menimbulkan pertanyaan apakah isi surat itu sudah sesuai dengan hasil temuan tim investigasi,” sebut Tan Gozali.
Mantan Ketua KNPI Madina ini memaparkan, waktu kejadian pertama tahun 2020 lalu ada tim investigasi yang dibentuk dan hasilnya disampaikan kepada publik.
“Itu kita muat di media sosial hasil investigasi EBTKE, jelas terlihat apa penyebab kejadian hingga saat itu dapat disimpulkan telah terjadi mal operasional,” jelasnya.
Tan menerangkan, sudah ada tiga kasus yang mengindikasikan perusahaan panas bumi yang beroperasi di wilayah Gunung Sorik Marapi itu tidak bekerja secara profesional.
“Apalagi kejadian pertama sampai ada 5 nyawa melayang, sampai hari ini proses hukumnya masih menjadi misteri. Tidak ada lanjutan dan tidak ada juga SP3 yang menandakan pemeriksaan telah dihentikan,” papar Tan Gozali.
“Untuk itulah kita minta tim investigasi jujur dan mempublikasikan hasil kerja mereka. Mereka harus ingat, tim itu bisa disebut perwakilan pemerintah di atasnya karena sudah mendapat persetujuan Gubernur,” pungkas Presiden IPM.
Sementara itu Ketua Dewan Pengurus Cabang Partai Persatuan Pembangunan (DPC PPP) Muhammad Irwansyah Lubis menegaskan, yang dibutuhkan masyarakat dari Tim Investigasi Pemkab Madina adalah hasil penyelidikan di lapangan sehingga penyebab semburan sumur T-12 terang benderang.
“Termasuk musabab terjadinya peristiwa itu, apakah karena gas H2S, ada malpraktek, kesalahan teknis, peralatan yang kurang memadai, tidak memenuhi SOP, kelalaian atau bahkan misalnya unsur kesengajaan,” ujarnya yang dihubungi via seluler, Senin (12/9).
Mantan anggota DPRD ini menyebutkan, harus ada hasil temuan dari tim investigasi untuk bisa mengambil langkah perbaikan ke depan sehingga kejadian serupa tidak terulang.
“Kalau hanya rekomendasi yang 14 poin itu, kan, langkah-langkah dan upaya perbaikan yang akan dilakukan kedepan,” sebutnya.
Irwansyah menekankan agar pemerintah tak lalai dan hanya berpijak pada rekomendasi tanpa melakukan pengawasan ketat kepada perusahaan sehingga setiap poin rekomendasi dijalankan dengan baik.
“Jangan sampai rekomendasi tinggal rekomendasi, tapi kejadian serupa terus berulang. Ini juga jadi pertanyaan apakah rekomendasi itu sudah dijalankan oleh pemerintah,” pungkasnya. (Hem Surbakti)