Kamis, November 13, 2025
spot_img

Tionora Manihuruk: Petani Harus Tetap Belajar Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Pertanian

DAIRI – Upaya adaptasi pengolahan pertanian terhadap kondisi lingkungan merupakan hal yang penting dilakukan untuk peningkatan kualitas dan kuantitas hasil tani. Sehingga diperlukan pengetahuan yang diperoleh dari hasil belajar dan diskusi.

Demikian disampaikan Tiorona Manihuruk, petani cabai, saat ditemui redaksi dairikab.go.id di lahan cabai miliknya, Kelurahan Sidiangkat, Kecamatan Sidikalang, Rabu (10/5/2023).

“Kita kan petani, dari awal petani sampai akhir pasti bertani. Jadi kita mesti belajar lagi untuk meningkatkan hasil produksi, salah satunya dengan mengikuti pelatihan baik yang dilakukan penyuluh pertanian dan Hanns R. Neumann Stiftung (HRNS), yang telah bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Dairi,” ujar Tiorona.

Lebih lanjut, wanita berusia 45 tahun tersebut menyampaikan pengolahan pertanian harus belajar dari alam dan cuaca.

“Kalau sekarang kan musim hujan, saat musim hujan cara pemakaian pupuknya seperti apa dan dosis pupuknya seperti apa, pasti berbeda dengan musim kemarau. Jadi memang harus belajar, tidak boleh pakai metode yang itu-itu saja, harus kita perbaharui sesuai dengan kondisi alam,” ujar Tiorona.

Di pelatihan, kata Tionora, yang paling dasar yaitu peserta dipersiapkan untuk mengukur pH (keasaman air) tanah dulu, dilanjut dengan pemakaian kompos dan pemakaian kapur tohor sehingga pH tanahnya dapat meningkat. Peserta juga diajarkan tentang pemakaian obat-obatan tanaman sesuai dengan kondisinya, seperti busuk kering, busuk daun, mati gadis, dan masalah-masalah lainnya.

“Untuk kondisi saat ini, saya mengeluhkan kondisi tanah dan tanaman yang mati kering. Saya juga mengeluhkan pengalaman yang sebelumnya sudah menggunakan pupuk tapi tetap juga ada yang mati gadis, dan mati kering. Setelah dipelajari, ternyata masalahnya di PH tanah saya yang rendah,” kata Tiorona.

Selanjutnya, ibu dari empat orang anak ini juga menyampaikan, setelah lebih mendalami ilmu tentang pertanian, maka akan lebih mudah untuk menemukan solusi dari masalah yang dihadapi. “Jadi kalau kita lebih mempelajari lagi tentang metode bertani, maka penangananya menjadi tepat. Hasilnya yang diperoleh pun lebih bagus dan kuantitasnya meningkat. Jadi untuk teman-teman petani, kita memang harus belajar lagi untuk hasil yang lebih baik,” ujar Tiorona. (As)

Berita Untuk Anda

Terpopuler

BERITA TERKAIT

BERITA LAINNYA

Kebakaran Rumah Hakim Khamozaro “Masih Misteri” LBH Medan Desak Polisi

Medan - Sepekan peristiwa kebakaran rumah Hakim Pengadilan Negeri Medan, Khamozaro Waruwu, pada 4 November 2025 di Komplek Taman Harapan Indah, Medan Selayang. Hingga...

Atasi Persoalan Sampah di Sumut, Proyek Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik Dimulai 2026

MEDAN – Proyek Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) mulai di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dimulai tahun 2026. PSEL yang rencananya berlokasi di Kota...

Diikuti 10 Negara, Sumut Siap Jadi Tuan Rumah dan Sukseskan Kejuaraan Atletik Asia Tenggara 2025

MEDAN – Provinsi Sumatera Utara (Sumut) siap menjadi tuan rumah penyelenggaraan Kejuaraan Atletik Asia Tenggara U18 dan U20 ke-17 atau The 17th SEA U18...

Bupati Asahan Tekankan Pentingnya Peran Wartawan sebagai Penyeimbang Informasi Publik

Medan — Bupati Asahan, Taufik Zainal Abidin, S.Sos., M.Si., menegaskan bahwa wartawan memiliki peran strategis sebagai penyeimbang informasi publik di era digital yang penuh...

HUT ke-14 Partai Nasdem, Wujudkan Semangat Kolaborasi untuk Asahan Maju

Kisaran — Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-14 Partai Nasdem di Kantor DPD Partai Nasdem Kabupaten Asahan, Jalan Jati No. 5A, Kisaran Barat, berlangsung...