DAIRI– Pemerintah Kabupaten Dairi menggelar rembuk stunting tahun 2023, Jumat (12/5/2023), di Balai Budaya, Sidikalang.
Bupati Dairi Dr. Eddy Keleng Ate Berutu dalam sambutannya yang dibacakan Sekretaris Daerah Budianta Pinem menyampaikan persoalan stunting adalah tanggung jawab bersama lintas sektor mulai dari dusun, desa, kecamatan, OPD, TNI/Polri, badan usaha, dan lain sebagainya.
“Upaya pencegahan dan penanggulangan stunting harus bersama-sama dilaksanakan melalui berbagai program aksi percepatan penurunan stunting. Suatu tindakan sistematis dan terencana harus dilakukan oleh seluruh komponen bangsa lintas sektor,” ujarnya.
Dalam hal ini, kata Bupati, Pemkab Dairi selalu berupaya untuk berfikir dan bertindak secara aktif dan cepat. Berbagai program juga terus digalakkan yakni pembangunan infrastruktur secara bertahap, pengembangan sektor perdagangan, pendidikan, pertanian, juga penguatan pariwisata.
Bupati menyontohkan, pertumbuhan ekonomi dari 4,82 pada Tahun 2019, menjadi -0,9 pada Tahun 2020, menjadi 2,05 pada Tahun 2021 dan 4,21 pada Tahun 2022, tingkat pengangguran terbuka dari 1,58 pada Tahun 2019, menjadi 1,75 pada Tahun 2020, menjadi 1,49 pada Tahun 2021 dan 0,88 pada Tahun 2022.
“Persentase penduduk miskin dari 7,70% pada tahun 2019, menjadi 8,04% pada tahun 2020, menjadi 8,31 % pada tahun 2021 dan turun menjadi 7,88 % pada Tahun 2022, Indeks Pembangunan Manusia dari 71,42 pada Tahun 2019 menjadi 71,57 pada Tahun 2020, menjadi 71,84 pada Tahun 2021 dan meningkat menjadi 72,56 pada Tahun 2022, Indeks Gini Ratio dari 0,29 pada Tahun 2019, menjadi 0,27 pada Tahun 2020, menjadi 0,23 pada tahun 2021 dan turun menjadi
0,22,” ujarnya lagi.
Sebagai gambaran, Bupati menjelaskan bahwa kondisi prevalensi stunting di Kabupaten Dairi mengalami penurunan sebesar 17,26% pada Tahun 2020 turun menjadi 15,13% pada Tahun 2021 dan menjadi 13,24% pada tahun 2022.
Akan tetapi ada 3 (tiga) kecamatan yang mengalami peningkatan selama tahun 2020, 2021 dan 2023 yaitu Kecamatan Silahi Sabungan, Kecamatan Siempat Nempu Hilir dan Kecamatan Gunung Sitember.
Faktor determinan yang masih menjadi kendala dalam penanganan stunting balita menurutnya adalah akses air bersih, sanitasi, pemberian ASI Eksklusif dan perilaku merokok.
“Untuk itu kami mengharapkan semua pihak dari berbagai sektor tadi untuk menangani dan mencegah bertambahnya balita stunting di Dairi lewat peran pentahelix, kerja sama antar pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat dan media guna mencapai visi misi kita mewujudkan Dairi unggul yang menyejahterakan dalam harmoni keberagaman,” katanya mengakhiri.
Hadir dalam kegiatan ini, unsur Forkopimda, anggota DPRD, Lamasi Simamora, tim percepatan penurunan stunting, para kepala OPD, Camat, Kepala desa, kepala puskesmas, para pimpinan, organisasi pemuda, badan usaha, serta undangan lainnya. (As)