Jakarta- Aparat gabungan menggagalkan upaya penyelundupan 23.942 ekor benih bening lobster atau benur dari Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, pada Jumat (5/3/2021) lalu. Percobaan penyelundupan disamarkan dengan produk garmen, seperti dilansir humas.polri.go.id.
Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), Rina, menyebut benur tersebut rencananya akan dikirimkan ke Tanjung Pinang melalui kargo pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA286.
“Berkat sinergitas dan dukungan dari instansi terkait serta stakeholder di lingkungan bandara kita berhasil menggagalkan pengiriman benih bening lobster pada Jumat 5 Maret kemarin,” kata Rina dalam keterangannya, Minggu (7/3/2021).
Dari kecurigaan tersebut, petugas kemudian membuka karung tersebut dan ditemukan benur yang dikemas dengan kardus dan koper. Saat dibuka, ditemukan 30 kantong BBL dan 5 botol es batu.
“Masing-masing kantong berisi 800 ekor benur yang terbagi dalam 1 kantong berisi 584 ekor jenis pasir dan 158 ekor jenis mutiara,” tuturnya. Dari kecurigaan tersebut, petugas kemudian membuka karung tersebut dan ditemukan benur yang dikemas dengan kardus dan koper. Saat dibuka, ditemukan 30 kantong BBL dan 5 botol es batu.
“Masing-masing kantong berisi 800 ekor benur yang terbagi dalam 1 kantong berisi 584 ekor jenis pasir dan 158 ekor jenis mutiara,” tuturnya
Rina menyebut pengirim menyamarkan aksinya dengan menuliskan produk garmen seperti seprai, kaus dan celana pada karung kemasan yang hendak dikirim.
Namun, petugas menemukan sesuatu yang mencurigakan saat paket melewati sinar x-ray.
Petugas BKIPM pun langsung menyita dan melakukan penanganan benur tersebut lebih lanjut untuk disegarkan (reoksigen).Rina memastikan, jajarannya bersama aparat kepolisian masih memburu pengirim komoditas yang dilarang untuk dilalulintaskan tersebut.
“Terduga yang mengirim benih bening lobster masih dalam pencarian,” ujarnya. Rina berharap kejadian ini menjadi peringatan kepada para penyelundup benur. Ia memastikan KKP akan selalu melakukan pengawasan terhadap komoditas ini, terutama di sejumlah daerah rawan pengiriman maupun penyelundupan.
“Kita akan terus awasi. Semoga ini menjadi peringatan kepada siapapun, jadi jangan coba-coba,” tukasnya.
Sumber Kompas.com