Medan- Salah satu pelatih biliar di Sumatera Utara, Khairuddin Aritonang alias Choki (48) resmi melaporkan Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi ke Polda Sumut. Pelatih biliar itu tidak sendiri tapi di dampingi puluhan pengacara yang tergabung dalam Koalisi Advokat Menolak Arogansi Sumatera Utara (KAMA SU), Senin (3/1/2022) siang.
Gumilar Aditya Nugroho SH sebagai Ketua Tim Advokasi yang mendampingi Choki dalam keterangannya mengatakan bahwa pihaknya sudah melayangkan somasi ke Gubsu Edy Rahmayadi untuk meminta permohonan maaf, namun tidak digubris sampai detik ini.
“Somasi kita tidak digubris makanya kita mengambil langkah hukum dengan melaporkan Gubsu Edy Rahmayadi ke Poldasu,” tegasnya.
Gumilar menegaskan, Gubsu Edy Rahmayadi dilaporkan tentang peristiwa Pidana UU No. 1 Tahun 1946 dalam Pasal 310, 315 KUHP tentang perasaan tidak menyenangkan.
“Untuk itu kita meminta aparat kepolisian untuk bekerja menyelesaikan kasus ini sesuai hukum yang berlaku, “katanya.
Sementara, Choki yang datang mengenakan baju biru dan kopiah coklat berharap pihak kepolisian dapat mengusut tuntas kasus yang telah mempermalukan dirinya di depan umum ini.
“Saya ingin kasus ini diproses sesuai hukum,” tegas Choki.
Sebelumnya, Pelatih PON cabang biliar asal Sumut Khoirudin Aritonang alias Choki mendapat perlakuan tidak menyenangkan oleh Gubsu Edy Rahmayadi pada acara pemberian tali asih, Senin (27/12/2021) lalu.
Perlakuan tidak menyenangkan terhadap Choki oleh Edy Rahmayadi itupun sempat terekam kamera dan viral. Dalam video viral tersebut, Choki dipanggil keatas panggung karena tidak tepuk tangan pada saat gubsu sedang berbicara.
Choki pun sampai membuat hak jawab dengan mengaku bingung, kenapa sampai harus dipanggil ke depan lalu di maki-maki gubsu.
“Aku bingungnya, apa yang harus ditepuk tangankan dari beliau. Toh semua-semuanya biasa aja, tidak ada yang spektakuler jadi kenapa hanya karena tidak tepuk tangan, jadi kena marah di depan orang ramai,” kata Choki, beberapa hari lalu.
Menurutnya, selama ini tidak ada perhatian gubernur yang lebih terhadap dunia olahraga, biasa-biasa saja, diperhatikan saat mau PON atau event saja. Choki bahkan menilai, baiknya Edy Rahmayadi rutin konsultasi ke psikolog biar bisa lebih menahan diri dan menghargai orang lain.
“Marah-marah, maki-maki tak nyambung itu kan aneh, emosional tidak jelas. Kalau marah-marah, maki-maki tapi dunia olahraga maju, ya bagus, ini kan tidak,” ujarnya.
“Minus perhatian terhadap dunia olahraga, tapi gila hormat dan tepukan tangan dari penggiat olahraga. Hal spektakuler apa dibuatnya, sehingga penting kali tepuk tangan, “pungkasnya.