Neracanews | Medan – Oknum dari satuan Korps Brigade Mobil (Brimob) menjadi sorotan tajam oleh kalangan masyarakat luas baru – baru ini. Pasalnya Oknum Brimob yang berinisial nama PRDN Ginting disinyalir sudah keluar dari Tugas Pokok dan Fungsinya(Tupoksi) yang seketika beralih ke Satuan Lalulintas.
Hal ini diduga dilakukan hanya modus akal – akalan saja untuk menakut – nakuti warga untuk dimintai pertanggung jawaban dengan tujuan mengganti rugi berupa uang tunai.
Pengendara lalulintas (Lalin) Fauzan ditilang secara tidak resmi oleh oknum Brimob tersebut dengan menahan SIM serta KTP karena warga tidak membawa uang tunai pada saat di berhentikan ditengah jalan.
“Saya di berhentikan dengan mendadak, kami didalam mobil truck cold diesel ada dua orang terkejut melihat orang berbaju seragam Brimob menyandang pistol laras panjang menghardik kami untuk membayar tongkat lampu lalulintas yang katanya kami tabrak, saat itu saya tak pegang uang karena ketakutan dia paksa tahan SIM dan KTP ” ucap Fauzan, Senin (27/12/2021).
Fauzan menuturkan kepada wartawan bahwa ia tidak mengerti mengapa dirinya dicegat oleh oknum Brimob yang bernama PRDN Ginting ditengah jalan pada hari jumat (24/12) lalu sepulangnya bekerja dari Desa Namobintang imbuhnya.
Kepada media ini ia menerangkan bahwa ia berkendara tidak dalam posisi kecepatan tinggi dikarenakan posisi situasi jalan Medan – Berastagi dalam situasi padat saat itu kata dia.
” Saya dari Desa Namobintang melewati belakang pajak Pancur Batu sekitar pukul 21.30 wib. Saya bekerja di Desa Namobintang, kami ada pengerjaan jalan di simpang Gardu buat jalan utama, posisi mau pulang ke Medan melewati samping pajak Pancur Batu dari arah Desa Namobintang menuju ke arah Medan, pas di simpang Tuntungan kami dicegat dengan menenteng senjata pistol laras panjang kami ketakutan” ucapnya.
Sementara itu, orang kerja harian yang ikut dalam mobil cold diesel yang menyaksikan kejadian tersebut bermarga Sihotang juga mengatakan hal yang senada dan tidak mengetahui keberadaan tongkat lampu lalulintas yang dimaksut oknum brimob tersebut.
” Kami lewat tidak ada menyenggol dan tidak ada pecahan lampu makanya kami bingung, mau ganti rugi apa” sebutnya.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah PRDN Ginting mengenai hal tersebut, PRDN Ginting pun tak menampik hal itu. Menurutnya hal itu sudah benar dilakukan karena mobil tersebut menabrak tongkat lampu lalulintas, kami saat itu pengamanan PAM di Gereja GBKP Desa Hulu, Kecamatan Pancur Batu kilahnya.
Ironisnya tempat kejadian yang ditunjukkan PRDN Ginting sewaktu dipertanyakan wartawan tidaklah sesuai dengan rute perjalanan Fauzan yang dimintai pertanggungjawaban tersebut.
Hal ini menjadi janggal ketika oknum Brimob inisial PRDN Ginting mengatakan kejadian tersebut berada di depan gereja GBKP Desa Hulu, Kecamatan Pancur Batu. Sementara perjalanan Fauzan yang dituding menabrak tongkat lampu lalulintas hanya melewati pajak Pancur Batu menuju ke Medan dan tidak ada melintas di Desa Hulu seperti yang dituduhkan.
Awalnya menurut PRDN Ginting tongkat lampu lalulintas yang ditempatkan pada garis tengah jalan atau persisnya di tengah jalan Medan – Berastagi tersebut terjatuh akibat tiupan angin mobil yang melaju kencang kata dia.
Akan tetapi belakangan PRDN Ginting terlihat gugup dengan keterangannya di awal itu, dan mengatakan kepada wartawan bahwa ditabrak mengenai kaca spion, katanya lagi.
Anehnya lagi, tongkat lampu lalulintas yang lazimnya digunakan dengan cara dipegang ditangan itu di klaim oknum Brimob ini rusak karena ditabrak mobil. Namun gambar yang ditunjukkan oknum brimob tersebut tampak berbeda dengan tongkat lampu lalulintas yang rusak yang ditunjukkan di Gereja GBKP Desa Hulu versi oknum Brimob tersebut.
Awalnya gambar tongkat lampu lalulintas yang rusak yang ditunjukkan di hp android oknum Brimob tersebut berwarna merah polos, namun nyatanya setelah di cek di dalam gereja tongkat lampu lalulintas berwarna merah dengan sedikit paduan warna biru muda pada gagangnya.
Disinggung terkait arahan Kapolri mengenai PRESISI yang mana perlakuan aparat penegak hukum sudah seharusnya lebih humanis kepada masyarakat terlebih sedang dalam tugas menyandang senjata laras panjang bukan malah arogan kepada masyarakat. PRDN Ginting malah berkilah dan mengatakan bahwa tidak ada hubungan PRESISI dalam tindakannya itu kata dia.
” Jangan dikaitkan ke PRESISI lah, gak ada hubungannya itu ” kata PRDN Ginting dengan nada mantap.
Kekinian PRDN Ginting malah ngotot bahwa warga harus mengganti rugi lampu yang rusak tersebut. Dengan nada arogan ia menuding kehadiran wartawan bukan untuk bertanggung jawab ucapnya.
“Sudahlah sudah hardiknya, kalian mau lari dari tanggung jawab sebutnya dengan nada meninggi”
Mendengar hardikan itu sontak saja warga dilokasi terkejut heran melihat Oknum Brimob dengan pakaian dinas lengkap dengan menenteng pistol laras panjangnya kembali membentak wartawan.
Dikonfirmasi terpisah Kapolda Sumatera Utara Irjen. Pol. Drs. R.Z. Panca Putra Simanjuntak, M.Si melalui Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi menuturkan akan mengecek informasi tersebut. (Tim)