Medan- Pemko Medan menyambut baik dan mendukung penuh gerak cepat Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) Cabang Medan untuk menggalakan tatalaksana penanganan terhadap penderita stroke dalam periode 4,5 jam di Kota Medan. Apalagi diketahui stroke merupakan salah satu penyakit yang mematikan.
Dukungan ini disampaikan Wali Kota Medan Bobby Nasution ketika menerima audiensi pengurus Perdossi Cabang Medan di Balai Kota Medan, Selasa (8/3). Selain bersilaturahmi, rombongan yang dipimpin Ketua Perdossi Cabang Medan dr Muhammad Yusuf SpS, juga meminta kesediaan Bobby Nasution untuk hadir dalam kegiatan pencanangan penanganan stroke periode 4,5 jam pada 19 Maret mendatang.
“Ini menjadi kabar baik bagi kita semua, apalagi kita tahu bahwa stroke jadi salah satu penyakit mematikan. Maka, dinilai perlu penanganan dari hulu ke hilir. Terlebih, yang berkaitan dengan masyarakat, kami siap untuk mendukung,” kata Bobby Nasution.
Diungkapkan Bobby Nasution, bentuk dukungan tersebut adalah dengan siap menjadikan RSUD Dr Pirngadi Medan sebagai rumah sakit rujukan dalam penanganannya. “RSUD Dr Pirngadi adalah rumah sakit milik masyarakat Kota Medan, jadi apapun yang bertujuannya untuk menjawab masalah masyarakat maka perlu kita persiapkan dengan baik. Artinya, fasilitas dan tenaga kesehatan juga harus mendukung,” imbuhnya.
Meski demikian, Bobby Nasution berharap Perdossi Cabang Medan dapat secara aktif melakukan sosialisasi ke masyakat terkait informasi penanganan stroke peridoe 4,5 jam tersebut. Dengan demikian, akan semakin banyak masyarakat yang sadar akan kesehatannya dan meminimalisir angka kematian.
Sebelumnya, kepada Bobby Nasution, Ketua Perdossi Cabang Medan dr Muhammad Yusuf SpS menyampaikan, penyakit stroke dapat disembuhkan dalam periode waktu 4,5 jam. Namun, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui mengenai hal tersebut.
“Berangkat dari hal tersebut, kami ingin menggalakan hal ini ke masyarakat sehingga Kota Medan juga bisa mencapai target penanganan seperti daerah-daerah lainnya. Bahkan, harapan kami, kalau bisa Medan jadi pilot project dalam penanganan stroke,” ujar dr Yusuf.
Diungkapkan dr Yusuf, untuk memperkuat upaya tersebut, pihaknya telah melakukan pelatihan ke sejumlah dokter di beberapa rumah sakit. “Kami juga minta izin kepada Pak Wali, untuk memasang banner-banner atau papan informasi terkait hal ini di rumah sakit maupun fasilitas layanan kesehatan di Kota Medan, termasuk kantor-kantor pelayanan, seperti kantor kecamatan,” terangnya. (Afs)