Kamis, Juli 31, 2025
spot_img

Tionora Manihuruk: Petani Harus Tetap Belajar Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Pertanian

DAIRI – Upaya adaptasi pengolahan pertanian terhadap kondisi lingkungan merupakan hal yang penting dilakukan untuk peningkatan kualitas dan kuantitas hasil tani. Sehingga diperlukan pengetahuan yang diperoleh dari hasil belajar dan diskusi.

Demikian disampaikan Tiorona Manihuruk, petani cabai, saat ditemui redaksi dairikab.go.id di lahan cabai miliknya, Kelurahan Sidiangkat, Kecamatan Sidikalang, Rabu (10/5/2023).

“Kita kan petani, dari awal petani sampai akhir pasti bertani. Jadi kita mesti belajar lagi untuk meningkatkan hasil produksi, salah satunya dengan mengikuti pelatihan baik yang dilakukan penyuluh pertanian dan Hanns R. Neumann Stiftung (HRNS), yang telah bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Dairi,” ujar Tiorona.

Lebih lanjut, wanita berusia 45 tahun tersebut menyampaikan pengolahan pertanian harus belajar dari alam dan cuaca.

“Kalau sekarang kan musim hujan, saat musim hujan cara pemakaian pupuknya seperti apa dan dosis pupuknya seperti apa, pasti berbeda dengan musim kemarau. Jadi memang harus belajar, tidak boleh pakai metode yang itu-itu saja, harus kita perbaharui sesuai dengan kondisi alam,” ujar Tiorona.

Di pelatihan, kata Tionora, yang paling dasar yaitu peserta dipersiapkan untuk mengukur pH (keasaman air) tanah dulu, dilanjut dengan pemakaian kompos dan pemakaian kapur tohor sehingga pH tanahnya dapat meningkat. Peserta juga diajarkan tentang pemakaian obat-obatan tanaman sesuai dengan kondisinya, seperti busuk kering, busuk daun, mati gadis, dan masalah-masalah lainnya.

“Untuk kondisi saat ini, saya mengeluhkan kondisi tanah dan tanaman yang mati kering. Saya juga mengeluhkan pengalaman yang sebelumnya sudah menggunakan pupuk tapi tetap juga ada yang mati gadis, dan mati kering. Setelah dipelajari, ternyata masalahnya di PH tanah saya yang rendah,” kata Tiorona.

Selanjutnya, ibu dari empat orang anak ini juga menyampaikan, setelah lebih mendalami ilmu tentang pertanian, maka akan lebih mudah untuk menemukan solusi dari masalah yang dihadapi. “Jadi kalau kita lebih mempelajari lagi tentang metode bertani, maka penangananya menjadi tepat. Hasilnya yang diperoleh pun lebih bagus dan kuantitasnya meningkat. Jadi untuk teman-teman petani, kita memang harus belajar lagi untuk hasil yang lebih baik,” ujar Tiorona. (As)

Berita Untuk Anda

Terpopuler

BERITA TERKAIT

BERITA LAINNYA

Pemuda Tanjungbalai Kirim ‘Pesan Maut’ Lewat Keranda: Arlinda, Siap-Siap Diburu Hukum

Tanjungbalai - Suasana Kota Tanjungbalai pada Rabu (30/7/2025) mendadak bergemuruh. Ratusan pemuda yang tergabung dalam Koalisi Aktivis Pemuda Kota Tanjungbalai Bersatu turun ke jalan....

Rico Waas Serap Aspirasi di Kampung Nelayan Belawan, Warga Butuhkan Ambulance Perahu dan Alat Pemadam Kebakaran

Sejumlah masukan dan aspirasi warga diterima Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas saat melakukan kunjungan dan peninjauan ke Kampung Nelayan Belawan, Kelurahan...

Rico Waas Apresiasi Prestasi Ziddane, Sang Juara Taekwondo Yang Mengharumkan Nama Medan di Kancah Internasional

Zineddine Ziddane merupakan atlet taekwondo asal kota Medan yang telah berhasil meraih medali emas diajang kejuaraan taekwondo Internasional di Thailand. Atas prestasi membanggakan itu,...

Wakil Bupati Asahan Pimpin Apel di Dinas Kesehatan, Tegaskan Pentingnya Disiplin dan Kualitas Pelayanan

Wakil Bupati Asahan, Rianto, SH., M.A.P memimpin apel pagi di Halaman Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan pada Rabu (30/07/2025). Apel tersebut diikuti oleh Kepala Dinas...

Pemkab Asahan Sosialisasi Pengolahan dan Penyajian Makanan Serba Ikan

Pemerintah Kabupaten Asahan mengadakan acara Sosialisasi Pengolahan dan Penyajian Makanan Serba Ikan (Gemarikan) Pada Desa Rawang Pasar IV, Kec. Panca Arga pada hari Rabu,...