Latar Belakang dan Pendidikan
Dinda Aslam Nurul Hida lahir di Pematang Siantar, Sumatra Utara, 11 Februari 1999. Ia berasal dari keluarga berdarah Minang, dengan ibunya berasal dari Padang.
Pada tahun 2016, Dinda memulai akademiknya di Universitas Sumatera Utara program studi Agribisnis. Selama masa studinya ia semakin tertarik dengan dunia pertanian dan bisnis.
Ia menyelesaikan studinya pada tahun 2020, tepat saat pandemi COVID-19. Situasi ini memperburuk kondisi ekonomi global dan menyebabkan berkurangnya kesempatan kerja bagi lulusan baru, sehingga Dinda memutuskan melanjutkan studinya ke jenjang S2.
Menjadi Mahasiswa Pascasarjana di IPB University
Dinda memilih melanjutkan pendidikan di IPB University dengan mengambil program Magister Sains Agribisnis pada tahun 2020. Dua semester pertama perkuliahannya dilakukan secara daring dari kampung halamannya di Pematang Siantar.
Perkuliahan yang dilakukan secara daring membuatnya sulit berinteraksi dengan teman-teman seangkatannya. Sehingga ia berinisiatif bergabung dengan Forum Mahasiswa Pascasarjana IPB untuk memperluas relasi.
Setelah menyelesaikan S2 (2023), Dinda melihat peluang untuk melanjutkan ke jenjang doktoral. Ia pun memutuskan untuk mendaftar ke program S3 Agribisnis IPB dan kini sedang menjalani semester keempat.
Meniti Karier sebagai Tenaga Pendidik
Setelah lulus dari program S2, Dinda mulai mencari peluang untuk berkarier sebagai dosen. Namun, menjadi dosen tetap di universitas bukanlah hal yang mudah, bagi fresh graduate.
Keberuntungannya datang dari jaringan pertemanannya di IPB. Banyak teman-teman sekelasnya yang sudah menjadi dosen di SV IPB, dan mereka mengajaknya untuk mencoba mengajar.
Pada Januari 2024, ia resmi mengajar di Program Studi Manajemen Agribisnis sebagai tenaga pendidik. Kesempatan mengajar di SV IPB menjadi langkah awalnya dalam dunia akademik.
Ia memilih memanggil mahasiswa sebagai “teman-teman” dan membangun suasana kelas yang lebih terbuka. Baginya, mengajar adalah di mana ia dan mahasiswa saling belajar dan berkembang bersama.
Prinsip hidup Dinda adalah menjadi seperti lilin yang memberikan cahaya kepada orang lain tanpa kehilangan sinarnya sendiri. Ia percaya bahwa berbagi ilmu tidak akan mengurangi pengetahuannya, justru memperkaya pemahamannya.
Keterlibatan dalam Penelitian dan Organisasi
Dinda juga aktif dalam penelitian di bidang kopi. Ia berkolaborasi dengan dosen pembimbingnya dalam berbagai penelitian, serta mendapatkan bimbingan dari tokoh-tokoh penting di dunia agribisnis.
Salah satu yang paling berpengaruh adalah Prof. Satia Negara Lubis, pembimbingnya saat S1, yang menyarankannya untuk terus melanjutkan pendidikan hingga S3 jika ingin fokus sebagai akademisi.
Dinda juga terinspirasi oleh Dr. Surip Mawardi, yang dijuluki “Bapak Kopi Indonesia.” Beliau memberikan wawasan dan ide-ide penelitian yang memperdalam ketertarikannya terhadap dunia agribisnis, khususnya di sektor kopi.
Selain sibuk dengan penelitian dan perkuliahan, Dinda tetap aktif dalam organisasi. Ia menjabat sebagai wakil ketua di Forum Mahasiswa Pascasarjana IPB dan sangat mendukung mahasiswa yang aktif dalam organisasi.
Menurutnya, keterlibatan dalam organisasi dapat membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan kepemimpinan, memperluas jaringan, dan menambah pengalaman yang berguna di dunia kerja.
Gaya Mengajar dan Harapan untuk Agribisnis
Dinda saat ini mengajar mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia dan Manajemen Produksi Agribisnis. Salah satu metode pembelajaran yang ia terapkan adalah Project-Based Learning.
Berbeda dengan pendekatan yang hanya memberikan tugas Project-Based Learning di akhir semester, Dinda selalu meminta perkembangan mingguan dari mahasiswa agar mereka tidak keteteran menjelang deadline.
Baginya, membangun hubungan yang terbuka dengan mahasiswa sangat penting. Ia tidak ingin ada jarak yang terlalu kaku antara dosen dan mahasiswa, sehingga mereka nyaman untuk berdiskusi.
Dinda optimis terhadap masa depan agribisnis Indonesia. Ia melihat sektor Agribisnis memiliki peran penting dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045, terutama dengan adanya program-program pemerintah mengenai ketahanan pangan.
Harapan ke Depan
Dinda berharap dapat terus berkontribusi di dunia akademik sebagai tenaga pendidik maupun peneliti, sosok yang bermanfaat bagi banyak orang, dan dapat memberikan dampak nyata bagi industri agribisnis.
Perjalanan hidup Dinda adalah contoh nyata bahwa dengan tekad, kerja keras, dan dukungan dari lingkungan yang tepat, seseorang dapat mencapai cita-citanya dan memberikan manfaat bagi orang lain.
Oleh: Jasmine Rahadian Firmansyah, Mahasiswa IPB University Program Studi Komunikasi Digital dan Media